Uni Eropa diwartakan akan memaksa perusahaan China yang beroperasi di Eropa untuk berbagi teknologi dan keahlian kepada perusahaan lokal. Menurut laporan Financial Times, pemerintah Uni Eropa sedang menyiapkan kebijakan yang mengharuskan perusahaan China penerima subsidi atau hibah lainnya untuk melakukan transfer hak atas karya intelektual kepada perusahaan Eropa. Selain itu, aturan ini juga akan mewajibkan perusahaan China membuka pabrik di Eropa.
Kebijakan ini dipandang sebagai langkah preventif menanggapi dampak dari perang dagang yang semakin memanas antara China dan Amerika Serikat setelah Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden.
Kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Trump telah menimbulkan kekhawatiran bahwa China akan beralih ke pasar Eropa sebagai target dagang yang lebih potensial.
Sebelumnya, Uni Eropa sudah menerapkan kebijakan yang tegas untuk menghentikan masuknya mobil listrik buatan China. Aturan tersebut telah digugat oleh China di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan rasa menyesal atas kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Uni Eropa. Mereka mengklaim bahwa langkah ini tidak didasari oleh fakta-fakta yang jelas, melanggar peraturan WTO, merupakan penyalahgunaan langkah-langkah pemulihan perdagangan, dan merupakan tindakan proteksionisme perdagangan.
China juga menegaskan bahwa upaya mereka untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dan berkolaborasi dalam transformasi lingkungan global merupakan alasan utama bagi mereka untuk menentang kebijakan ini. Sebagai respons, China telah memutuskan untuk mengajukan gugatan terhadap tindakan anti-subsidi Uni Eropa.