Industri ojek online (ojol) di Indonesia telah mengalami berbagai dinamika dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pemain utama dalam industri ini adalah perusahaan ride-hailing asal Amerika Serikat (AS), Uber, yang pada akhirnya gagal bertahan dan melepas seluruh bisnisnya di kawasan Asia Tenggara pada 2018.
Sejak kepergian Uber, pasar ojol di Indonesia menjadi semakin kompetitif dengan munculnya berbagai pemain baru yang bersaing dalam menawarkan layanan transportasi online. Grab, sebagai perusahaan ride-hailing terbesar di Asia Tenggara, menjadi salah satu yang mengambil alih operasional Uber di wilayah ini.
Tidak hanya itu, sejak kepergian Uber, perusahaan ini juga lebih fokus pada pengembangan produk, termasuk bermitra dengan beberapa produsen taksi otomatis (robotaxi) untuk menyediakan kendaraan tanpa awak bagi penggunanya. Hal ini menunjukkan bahwa Uber masih berusaha untuk tetap relevan di tengah persaingan yang semakin ketat di dunia transportasi online.