Sebuah perusahaan rintisan yang awalnya tidak banyak dikenal publik, kini mencuri perhatian dunia. Namanya Anduril Industries, sebuah startup teknologi asal Amerika Serikat yang kini dinobatkan sebagai pemimpin dalam daftar bergengsi Disruptor 50 CNBC Internasional 2025, bahkan mengungguli nama besar seperti OpenAI, pencipta ChatGPT.
Dalam dua tahun berturut-turut sebelumnya, OpenAI menduduki posisi puncak. Namun tahun ini, kejutan besar terjadi: Anduril berhasil merangsek naik dan merebut posisi tersebut. Perusahaan ini menunjukkan bahwa inovasi di sektor teknologi pertahanan bukan hanya relevan, tapi juga mendominasi peta persaingan startup global.
Valuasi Mencapai Ratusan Triliun, Anduril Jadi Kekuatan Baru di Bidang Pertahanan
Anduril memiliki valuasi mencengangkan, yakni US$30,5 miliar atau sekitar Rp496 triliun. Angka ini membuktikan bahwa perusahaan tersebut telah tumbuh menjadi kekuatan utama dalam industri teknologi, terutama di bidang pertahanan. Berdiri sejak tahun 2017, perusahaan ini dirintis oleh lima tokoh utama: Brian Schimpf (CEO), Palmer Luckey, Trae Stephens, Matt Grimm, dan Joe Chen. Basis operasional mereka berada di California, Amerika Serikat.
Anduril mengembangkan berbagai teknologi canggih yang relevan untuk sistem pertahanan modern. Beberapa teknologi yang mereka tekuni meliputi kecerdasan buatan (AI), kendaraan otonom, komputasi edge, explainable AI, AI generatif, machine learning, robotika, serta sistem keamanan berbasis perangkat lunak (software-defined security). Kombinasi dari teknologi ini memungkinkan Anduril menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif tetapi juga sangat strategis.
Proyek Strategis: Dari Drone Tempur hingga Headset AR untuk Tentara