Sejak Trump kembali menjabat, ia segera menangguhkan pemberlakuan undang-undang pemblokiran dan membuka kembali pintu negosiasi dengan ByteDance. Perpanjangan waktu ini menandakan bahwa belum ada keputusan bulat yang dicapai, dan TikTok masih menjadi alat tawar-menawar dalam ketegangan dagang AS–Tiongkok.
China Masih Enggan Melepas Algoritma TikTok
Salah satu kendala utama dalam proses akuisisi adalah keberatan dari pemerintah Tiongkok terkait pelepasan algoritma TikTok, yang dianggap sebagai rahasia dagang utama. Pemerintah Tiongkok tidak memberikan indikasi bahwa mereka akan menyetujui penjualan TikTok secara penuh, apalagi jika algoritma inti harus ikut diserahkan kepada pihak AS.
Namun, kerja sama ekonomi antara AS dan Tiongkok saat ini juga mengalami pergeseran. Keduanya baru saja menyepakati kerangka kerja pelonggaran kontrol ekspor, yang bisa menjadi sinyal positif bagi proses negosiasi TikTok, meski belum dipastikan apakah kesepakatan ini mencakup TikTok secara langsung.
Banyak Peminat Akuisisi TikTok di AS
Sejumlah pihak dari sektor teknologi dan investor besar telah menyatakan minatnya untuk membeli atau mengelola operasional TikTok di AS. Beberapa nama besar yang muncul antara lain Frank McCourt, miliarder properti; Kevin O’Leary, investor dari program “Shark Tank”; dan bahkan MrBeast (Jimmy Donaldson), YouTuber terkenal.
Tak ketinggalan, raksasa teknologi seperti Amazon dan perusahaan AI Perplexity juga termasuk dalam daftar peminat, bersama sejumlah dana ekuitas swasta asal AS. Jika kesepakatan tercapai, ByteDance dikabarkan akan tetap mempertahankan 20% saham dalam perusahaan spin-off yang mengelola TikTok AS, sesuai dengan ketentuan UU yang diteken saat masa pemerintahan Joe Biden.