Eric Pong, co-founder perusahaan software-as-a-service (SaaS) AfterShip, menjelaskan bahwa TikTok masih terus berkembang dengan basis pengguna yang besar, sehingga menjadi senjata strategis dalam industri e-commerce. Selain itu, China juga mendorong pembangunan gudang di luar negeri serta memperluas bisnis e-commerce lintas batas. Industri e-commerce memang menjadi kekuatan penting bagi sektor perdagangan luar negeri China, menurut Kementerian Perdagangan negara tersebut.
Tidak hanya TikTok, aplikasi lain seperti Temu dari PDD Holdings juga berhasil sukses di pasar luar China dengan lebih dari 100 juta unduhan di Google Play Store sejak 2023. Layanan-layanan dari China seperti Shein, Temu, dan AliExpress juga memberikan kontribusi signifikan dalam perdagangan lintas batas, dengan harga produk-produk China yang sangat kompetitif. Strategi ini dimaksudkan untuk membawa sumber pendapatan baru kepada perusahaan-perusahaan China yang semula berkonsentrasi pada pasar domestik.
Dengan semakin bergulirnya perkembangan ini, terlihat jelas bahwa China semakin mendominasi pasar e-commerce di Indonesia. Melalui platform-platform seperti TikTok dan layanan-layanan e-commerce, China berhasil menjangkau generasi muda Indonesia dan menciptakan dampak yang signifikan dalam industri perdagangan digital. Di tengah arus perkembangan teknologi dan perilaku konsumen yang terus berubah, China terus memainkan peran utama dalam industri e-commerce global, khususnya di Indonesia.