Temuan ini menjadi peringatan serius bagi perempuan, khususnya mereka yang bekerja di sektor-sektor yang telah disebutkan. Adaptasi dan peningkatan keterampilan (upskilling) menjadi kunci agar tidak tertinggal dalam kompetisi di dunia kerja yang semakin digital.
Pengembangan soft skill seperti kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan manajemen, serta hard skill seperti analisis data, pemahaman dasar teknologi, dan digital literacy, perlu ditingkatkan agar tetap relevan di pasar kerja modern.
Tak kalah penting, perusahaan dan pemerintah juga harus berperan aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pemerataan gender di era digital, dengan memberikan pelatihan dan akses teknologi yang setara bagi seluruh pekerja tanpa memandang jenis kelamin.
Ancaman AI terhadap pekerjaan perempuan memang nyata, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan memahami jenis pekerjaan yang berisiko dan mengambil langkah proaktif untuk mengembangkan diri, perempuan bisa tetap unggul dalam dunia kerja yang makin kompetitif.
Era AI bukan akhir dari pekerjaan manusia, melainkan awal dari bentuk pekerjaan baru yang lebih dinamis dan menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Maka dari itu, mari kita siapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi masa depan kerja yang penuh tantangan sekaligus peluang ini.