Terkait hal ini, Director Development Maxim, Dirhamsyah, menekankan bahwa kebijakan tarif seharusnya mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, bukan pemerintah daerah.
"Kami mengusulkan agar regulasi tarif dipusatkan dan diterapkan oleh otoritas nasional. Dengan begitu, penentuan tarif dapat dilakukan secara lebih ideal, seimbang, dan sesuai dengan prinsip dasar pembentukan kebijakan publik. Kami juga berharap agar aplikator diberikan ruang dalam menetapkan tarif ideal guna mendukung kesejahteraan para mitra pengemudi," ujar Dirhamsyah.
Dampak Kenaikan Tarif Terhadap Perekonomian
Kenaikan tarif transportasi online tidak hanya berdampak pada pengemudi dan konsumen, tetapi juga terhadap perekonomian secara keseluruhan. Saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan serius seperti tingginya angka pengangguran dan inflasi pangan.
Sebagai industri dengan pertumbuhan pesat, layanan transportasi berbasis digital (e-hailing) telah memberikan dampak besar bagi perekonomian digital. Kehadiran layanan ini membantu menghidupkan sektor perdagangan dan pariwisata serta menjadi solusi bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan formal.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Pieter Abdullah, menyoroti bahwa pekerjaan sebagai pengemudi ojol menawarkan fleksibilitas, kemudahan akses, serta pendapatan yang cukup layak. Oleh karena itu, banyak individu yang mengandalkan profesi ini sebagai sumber penghasilan utama.
Namun, dengan adanya kenaikan tarif yang mengurangi jumlah pengguna, pengemudi transportasi online justru menghadapi ancaman kehilangan pendapatan. Mayoritas mitra driver yang berusia produktif (21-40 tahun) dan bergantung pada lebih dari satu aplikasi untuk mendapatkan penghasilan, kini mengalami penurunan order secara drastis.
Dampak Lebih Luas: Kemacetan dan Penurunan Pendapatan Negara
Selain merugikan pengemudi dan konsumen, kebijakan kenaikan tarif juga berdampak pada sektor transportasi dan lingkungan. Ketika masyarakat beralih ke kendaraan pribadi akibat mahalnya tarif transportasi online, kemacetan di perkotaan meningkat. Hal ini juga berpotensi menambah tingkat polusi udara.