Raksasa teknologi Apple baru-baru ini mengumumkan peluncuran fitur Apple Intelligence untuk perangkat buatannya, yang hadir dalam sistem operasi (OS) iOS 18, iPadOS 18, dan macOS Sequoia. Apple Intelligence merupakan serangkaian fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif yang memungkinkan pengguna untuk menulis dan merangkum teks dengan bantuan AI, membuat gambar dan emoji, serta meningkatkan kinerja asisten virtual Siri.
Ternyata, kehadiran kecerdasan buatan generatif Apple Intelligence sebenarnya telah diprediksi oleh pendiri Apple, Steve Jobs, 40 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1985. Pengungkapan ini terungkap dalam sebuah video yang dibagikan melalui media sosial X (sebelumnya Twitter).
Video berdurasi 2 menit 47 detik tersebut menampilkan pernyataan Steve Jobs, yang pada saat itu berusia 30 tahun, yang mengungkapkan keterkaitannya dengan mantan raja Makedonia kuno, Alexander Agung. Jobs menyatakan bahwa dirinya merasa cemburu terhadap Alexander Agung yang pernah diajari oleh filsuf legendaris Aristoteles tentang etika, politik, dan debat.
Jobs menyampaikan, "Saya pikir saya akan sangat menikmatinya (diajari Aristoteles). Lewat keajaiban halaman cetakan, saya bisa membaca apa yang ditulis Aristoteles tanpa perantara." Dia juga menyatakan bahwa, meskipun dapat mengakses catatan Aristoteles, ia tidak mampu mengajukan pertanyaan kepada filsuf tersebut dan mengharapkan jawaban.