Semakin berkembangnya layanan pendaftaran online jarak jauh, semakin besar pula risiko yang terkait dengan penggunaan foto selfie dengan kartu identitas ini. Penjahat siber memiliki akses mudah untuk menjual atau menggunakan foto dan data pribadi orang lain untuk melakukan tindakan kejahatan.
Menurut Kaspersky, penjahat siber telah lama menjual berbagai foto dan video orang yang memegang kartu identitas di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati prosedur KYC (Know Your Customer). Jika penjahat siber mendapatkan foto selfie asli dengan paspor atau kartu identitas lainnya, hal ini bisa menjadi tambang emas bagi mereka untuk melakukan kejahatan.
Namun, meskipun terdapat risiko terkait dengan praktik foto selfie dengan kartu identitas, pengguna masih dapat melakukan hal tersebut dengan lebih hati-hati. Berikut ini adalah beberapa tips yang disarankan oleh Kaspersky untuk mengurangi risiko terkait dengan penggunaan foto selfie dengan kartu identitas:
1. Pelajari kebijakan privasi perusahaan. Sebelum mengirim selfie dengan kartu identitas, cari tahu segala informasi yang Anda bisa dapatkan tentang perusahaan tersebut. Periksa di mana dan oleh siapa data Anda akan diproses, berapa lama data tersebut akan disimpan, dan apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan kepada pihak ketiga atau bahkan ke negara lain.
2. Selidiki riwayat kebocoran data perusahaan. Jika terdapat kasus kebocoran data sebelumnya, cari tahu sudah berapa kali kasus kebocoran data terjadi dan informasi seperti apa yang bocor. Cara untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan kueri penelusuran seperti Company_Name data leaks, atau Company_Name data breaches untuk menemukan informasi terkait keamanan perusahaan.