Tampang

Paragon dan Red Lattice: Aliansi Baru Dunia Cybersecurity

18 Des 2024 19:05 wib. 1
0 0
Paragon dan Red Lattice: Aliansi Baru Dunia Cybersecurity
Sumber foto: iStock

Perusahaan pencipta alat mata-mata Israel, Paragon, telah diakuisisi oleh investor Amerika Serikat dalam transaksi senilai US$ 500 juta (Rp 8 triliun). Reuters, yang mengutip sumber dari Haaretz, melaporkan bahwa NSO Group telah diakuisisi oleh AE Industrial Partners, perusahaan investasi yang berfokus pada industri keamanan, dirgantara, dan layanan industri. Kesepakatan akuisisi ini ditandatangani pada 13 Desember 2024.

Paragon didirikan pada tahun 2019 oleh sekelompok mantan perwira intelijen Israel dan didukung oleh mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak. Perusahaan ini mengklaim mengembangkan "perangkat, sumber daya manusia, dan pengetahuan untuk mendisrupsi ancaman yang tak terlacak" dengan berpegang teguh pada etika.

Menurut laporan lain, nilai kesepakatan akuisisi bisa mencapai lebih dari US$ 900 juta (Rp 14,1 triliun). AE Industrial Partners disebutkan berencana untuk menggabungkan Paragon dengan Red Lattice, sebuah perusahaan keamanan siber AS. Media Israel melaporkan bahwa kesepakatan akuisisi ini telah direstui oleh pemerintah AS dan Israel.

Paragon merupakan pesaing utama dari NSO Group, perusahaan yang menciptakan spyware mata-mata Pegasus yang telah digunakan untuk membobol iPhone pejabat pemerintahan di seluruh dunia. Spyware tersebut dideskripsikan sebagai program yang dirancang untuk menembus pertahanan keamanan pada perangkat HP melalui "pintu belakang," dan kemampuannya untuk mengeksplorasi bug yang belum ditemukan pada sistem operasi terkait membuatnya dianggap sebagai spyware terkuat yang pernah ada. 

Pada tahun 2016, The Citizen Lab melaporkan bahwa Pegasus berhasil memasuki perangkat HP milik aktivis hak asasi manusia bernama Ahmed Mansoor. Selanjutnya, pada September 2018, mereka juga melaporkan bahwa 25 negara telah terinfeksi oleh Pegasus.

Pegasus dikabarkan mampu masuk ke perangkat ponsel baik yang menggunakan sistem operasi Android maupun iOS. Modus yang sering digunakan untuk menyebarkan Pegasus adalah dengan teknik spear fishing melalui pesan teks atau email dengan link berbahaya. Bahkan pada tahun 2019, Pegasus juga dilaporkan telah masuk ke dalam aplikasi WhatsApp dan dapat menghapus riwayat panggilan tidak terjawab.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Tidur
0 Suka, 0 Komentar, 27 Jul 2024

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.