Menurut pernyataan resmi, Sam Altman dan Jony Ive sama-sama antusias dan bersemangat untuk mengeksplorasi kemungkinan menggabungkan teknologi AI dengan perangkat keras dalam sebuah produk yang benar-benar baru. Tujuannya adalah menciptakan perangkat yang terasa “manusiawi” dan mampu menghadirkan pengalaman interaksi yang lebih alami dibandingkan perangkat konvensional yang ada saat ini.
Ambisi OpenAI Melampaui Software: Menuju Ekosistem AI Hardware
Sebelumnya, OpenAI lebih dikenal dengan pengembangan model AI berbasis perangkat lunak seperti ChatGPT yang banyak digunakan di berbagai aplikasi dan platform. Namun, dengan akuisisi ini, OpenAI memperluas jangkauan bisnisnya ke pasar hardware, khususnya perangkat AI konsumen yang dapat langsung menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat. Inisiatif ini memperkuat posisi OpenAI sebagai salah satu pemain utama yang tidak hanya inovatif dalam AI generatif, tetapi juga dalam menghadirkan inovasi teknologi secara menyeluruh.
Laporan dari Reuters menyebutkan bahwa nilai kesepakatan akuisisi ini dapat mencapai US$64 miliar, menandakan besarnya nilai strategis yang dilihat OpenAI dalam mengembangkan perangkat keras AI. Walau nilai resmi tidak diumumkan secara gamblang oleh pihak OpenAI, angka ini mencerminkan betapa besar harapan dan potensi masa depan dari kolaborasi antara OpenAI dan Jony Ive.
Tren Konvergensi AI dan Hardware yang Meningkat
Langkah OpenAI ini juga sangat relevan dengan tren global saat ini, di mana teknologi perangkat keras dan perangkat lunak berbasis AI semakin konvergen dan berintegrasi. Banyak perusahaan teknologi besar berlomba-lomba menggabungkan kecerdasan buatan ke dalam produk mereka, mulai dari smartphone, wearable devices, hingga perangkat rumah pintar. Persaingan global di bidang AI hardware pun semakin ketat, sehingga inovasi dan desain menjadi kunci utama untuk memenangkan pasar.