Tampang.com | Pada awal pekan ini, dunia teknologi dikejutkan dengan penurunan tajam yang dialami saham-saham besar di Nasdaq, yang mencatat penurunan terburuknya sejak tahun 2022. Raksasa teknologi yang sebelumnya dipandang sebagai raja di pasar kini terpaksa menghadapi kenyataan pahit dengan kehilangan nilai pasar lebih dari US$750 miliar atau setara dengan Rp12,3 triliun. Penurunan drastis ini dipicu oleh kekhawatiran yang terus mengemuka terkait ketegangan perang tarif di sektor teknologi, yang menimbulkan dampak besar terhadap performa saham di seluruh dunia.
Apple menjadi salah satu yang paling parah terkena dampak, di mana nilai perusahaan mereka tergerus hingga sekitar US$174 miliar (Rp2.800 triliun) dalam waktu yang singkat.Namun, yang lebih mengejutkan adalah Nvidia, produsen chip AI yang sebelumnya mencetak rekor tertinggi di bulan Januari 2025, kini harus menelan pahitnya kehilangan hampir US$140 miliar (Rp2.200 triliun) dari nilai pasarnya. Saham Nvidia ditutup dengan penurunan sebesar 5%, dan dalam dua bulan terakhir, perusahaan ini telah kehilangan hampir sepertiga dari total nilai pasar mereka.
Di sisi lain, Tesla juga mengalami nasib serupa. Perusahaan listrik yang didirikan oleh Elon Musk ini mencatat penurunan sebesar 15% dalam satu hari, menjadi tanggal paling kelam sejak tahun 2020 lalu. Pasca mencapai puncak nilai pasar di akhir Desember 2024, Tesla telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasar mereka, yang berkisar sekitar US$130 miliar (Rp2.100 triliun) pada tanggal 10 Maret 2025. Penurunan ini bukan hanya berdampak pada Tesla, tetapi juga turut menyeret Microsoft dan Alphabet yang masing-masing kehilangan sekitar US$98 miliar (Rp1.600 triliun) dan US$95 miliar (Rp1.500 triliun). Amazon juga tidak luput dari dampak ini, mengalami kerugian sebesar US$50 miliar (Rp820 miliar) hingga US$70 miliar (Rp1,1 triliun) dalam beberapa waktu terakhir.