Dengan bobot mencapai 1.694 kilogram, EOS-09 merupakan bagian dari rangkaian satelit observasi Bumi generasi baru. Satelit ini dibekali dengan Synthetic Aperture Radar (SAR), teknologi radar canggih yang memungkinkannya untuk melakukan pengamatan Bumi secara akurat, baik siang maupun malam, bahkan saat langit tertutup awan.
India memandang satelit ini sebagai alat strategis penting, bukan hanya untuk keperluan ilmiah dan lingkungan, tetapi juga dalam konteks intelijen dan pengawasan perbatasan, terutama dengan negara-negara tetangganya yang rawan konflik, yakni Pakistan dan China.
Menurut laporan dari India Today, kemampuan radar EOS-09 sangat berguna untuk pemantauan militer dan keamanan, mengingat situasi geopolitik di kawasan tersebut yang terus memanas. "Kemampuan pemantauan sepanjang waktu menjadikan satelit ini aset penting untuk keamanan nasional, terutama karena ketegangan yang terus berlangsung di sepanjang perbatasan India dengan Pakistan dan China," tulis media tersebut.
Insiden ini menjadi pukulan telak bagi ambisi luar angkasa India di tahun 2025. EOS-09 merupakan misi orbital kedua yang dijadwalkan ISRO untuk tahun ini, setelah peluncuran satelit navigasi NVS-02 pada Januari yang lalu melalui kendaraan peluncur satelit Geosynchronous Satellite Launch Vehicle (GSLV).
Bagi India, proyek peluncuran satelit seperti EOS-09 tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga simbol kedaulatan dan kekuatan strategis. Maka dari itu, kegagalan ini menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan besar di berbagai kalangan—baik dari segi teknis, keamanan, maupun politik.
Selain itu, hilangnya satelit di tengah misi penting ini memunculkan spekulasi di dunia internasional. Apakah kegagalan ini murni karena faktor teknis, atau ada intervensi eksternal yang belum diketahui? Mengingat fungsi EOS-09 sebagai mata-mata langit, wajar jika muncul kecurigaan terkait potensi sabotase atau gangguan teknologi dari luar.