Fungsi Bahan Bakar Satelit
Meskipun tidak digunakan untuk mempertahankan kecepatan utama, bahan bakar dalam satelit tetap memiliki peran penting. Bahan bakar tersebut biasanya digunakan untuk melakukan manuver, seperti:
-
Menyesuaikan posisi orbit
-
Menghindari tabrakan dengan puing luar angkasa
-
Mengubah arah atau orientasi antena
-
Memperpanjang masa aktif operasional
Jadi, meskipun fungsi utamanya bukan untuk mempertahankan kecepatan, bahan bakar sangat penting untuk menjaga agar satelit tetap dapat beroperasi optimal selama di orbit.
Posisi dan Jenis Orbit Satelit
Tidak semua satelit ditempatkan di ketinggian yang sama. Lokasi orbit satelit dibagi menjadi beberapa kategori, tergantung pada fungsi dan tujuannya. Berikut adalah beberapa jenis orbit yang umum digunakan:
1. Low Earth Orbit (LEO) – Orbit Rendah Bumi
-
Ketinggian: 160 km – 2.000 km
-
Digunakan untuk: Stasiun luar angkasa (seperti ISS), pesawat ulang-alik, misi manusia, dan satelit komunikasi cepat.
-
Contoh: Jaringan Starlink milik SpaceX, yang menyediakan internet global berkecepatan tinggi.
LEO adalah orbit yang paling dekat dengan Bumi. Karena dekat, satelit di orbit ini membutuhkan kecepatan lebih tinggi agar tidak tertarik gravitasi Bumi.
2. Geostationary Earth Orbit (GEO) – Orbit Geostasioner
-
Ketinggian: sekitar 35.786 km di atas garis khatulistiwa.
-
Digunakan untuk: Satelit komunikasi, siaran TV, dan pengamatan cuaca jangka panjang.
-
Contoh: Satelit Merah Putih 2 milik Telkom Indonesia.
Di orbit ini, satelit tampak "diam" dari permukaan Bumi karena mereka berputar selaras dengan rotasi Bumi. Ini membuatnya ideal untuk komunikasi yang konsisten.