Premanisme di Indonesia telah lama menjadi isu yang membahayakan dunia usaha. Praktik intimidasi, pemerasan, dan penyerangan oleh kelompok preman terhadap perusahaan-perusahaan telah menjadi hal biasa, dan ini sangat merugikan iklim investasi. Masyarakat dan investor asing pun merasa khawatir mengenai potensi kerugian yang disebabkan oleh aksi-aksi tersebut. Kehadiran media asing yang menyoroti situasi ini sepenuhnya dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran akan masalah yang ada.
Dengan Indonesia yang berambisi menjadi pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara, pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah untuk menanggulangi premanisme. Hak untuk mendapatkan keamanan adalah salah satu aspek penting dalam berinvestasi. Laporan-laporan dari media asing menunjukkan bahwa tanpa tren positif dalam penegakan hukum dan perlindungan terhadap investor, ambisi Indonesia dalam sektor ini bisa surut.
Selain itu, keterlibatan pemerintah dalam menciptakan lingkungan investasi yang aman dan bersih dari gangguan premanisme juga sangat penting. Banyak investor yang menantikan kebijakan yang lebih tegas dan efisien dalam mengekang tindakan preman. Investasi besar seperti BYD dan VinFast, yang berpotensi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menghadapi risiko yang berpotensi menghentikan rencana ekspansi mereka jika keadaan premanisme tidak dapat ditangani dengan baik.