Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian dunia terhadap perkembangan industri kendaraan listrik semakin meningkat, dan Indonesia dipandang sebagai salah satu lokasi strategis untuk pembangunan pabrik mobil listrik. Namun, baru-baru ini, media asing mengungkap gangguan premanisme yang menghambat pembangunan pabrik mobil listrik di Indonesia, menyisakan kekhawatiran di kalangan investor.
Investasi besar seperti BYD, salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di China, dan VinFast, perusahaan otomotif yang sedang naik daun dari Vietnam, terdampak oleh isu premanisme ini. Kedua perusahaan tersebut berkomitmen untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia, tetapi tantangan keamanan yang dihadapi telah mempengaruhi keputusan investasi mereka. Media asing seperti Reuters dan Bloomberg telah melaporkan bahwa para investor merasa tidak nyaman dengan adanya ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok preman yang beroperasi di sekitar kawasan industri yang diincar.
PR dan kehadiran perusahaan-perusahaan ini sangat penting untuk ambisi Indonesia sebagai pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia telah berusaha menarik minat investor dengan insentif menarik dan dukungan kebijakan, tetapi gangguan premanisme ini menciptakan ketidakpastian yang dapat menghalangi perkembangan industri yang sangat dibutuhkan. Dalam konteks ini, media asing berperan dalam mengungkapkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh investor luar negeri.