Ia menambahkan bahwa pola serangan yang mirip menunjukkan para pelaku dengan mudah mengenali titik-titik lemah yang tak kunjung dibenahi.
Tidak Ada Transparansi, Tidak Ada Evaluasi
Ironisnya, tidak semua lembaga yang terkena serangan mau terbuka kepada publik. Banyak yang memilih diam atau memberikan penjelasan seadanya. Hal ini membuat masyarakat kesulitan mengetahui skala ancaman sebenarnya dan memperparah kesan lemahnya kesiapan digital negara.
“Jika tidak transparan, maka pembelajaran dan perbaikan akan sulit dilakukan. Kita seperti menambal ban bocor tanpa tahu posisi kebocorannya,” ujar Teguh.
Langkah Strategis yang Dibutuhkan
Pakar keamanan siber dan praktisi digital menyarankan agar pemerintah segera:
-
Menyiapkan audit rutin terhadap sistem digital di instansi publik
-
Meningkatkan literasi keamanan digital di kalangan ASN
-
Membentuk pusat krisis siber nasional yang aktif dan responsif
-
Melibatkan komunitas white-hat hacker untuk uji sistem secara berkala