Berdasarkan laporan dari CNBC Internasional, Intel telah kehilangan setengah dari nilai perusahaannya pada tahun ini. Laporan pendapatannya juga menunjukkan penurunan yang signifikan, menjadi yang terburuk dalam 50 tahun terakhir.
Di tengah gempuran kompetisi yang semakin keras, Intel terpaksa melakukan PHK besar-besaran sambil terus mempertahankan pabriknya. Intel juga melakukan persiapan untuk meluncurkan proses manufaktur bernama 18A tahun depan, dengan tujuan untuk mendapatkan pelanggan besar, termasuk Amazon yang berencana menggunakan pabriknya.
Melihat kemerosotan kinerja perusahaan, dewan direksi akhirnya memberikan dua pilihan pada Pat Gelsinger--pensiun atau dipecat. Meskipun begitu, Intel harus segera menemukan pengganti yang mampu membawa perusahaan ini keluar dari keterpurukan saat ini.
Inti dari cerita keruntuhan Intel adalah penolakan terhadap inovasi, kegagalan memanfaatkan momentum, serta ketidakmampuan dalam beradaptasi dengan perubahan yang cepat di industri teknologi. Semua pihak, baik internal maupun eksternal, harus bersinergi dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelamatkan Intel dari ambang kehancuran.
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan teknologi, sekalipun pernah berjaya, harus senantiasa siap untuk beradaptasi dengan perubahan dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang datang. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan harus dapat mengambil tindakan yang cepat dan bijaksana untuk menghindari keruntuhan.