Saat mempelajari analisis reliabilitas di salah satu mata kuliahnya, William mengemukakan gagasan untuk menggunakan konsep matematika yang tampaknya tidak terkait yang disebut kurva kerapuhan untuk menghadapi masalah ini.
"Teknik gempa memiliki masalah yang sama karena sulit memprediksi gempa yang akan terjadi pada sebuah bangunan," kata William. "Infrastruktur hijau memiliki variabilitas yang jauh lebih banyak, tapi itulah yang membuat kurva kerapuhan ideal untuk menangkap dan menentukan dinamika yang terkait."
William mengatakan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memfasilitasi komunikasi antara ilmuwan, pembuat kebijakan, pengembang dan masyarakat umum mengenai risiko finansial dan manfaat lingkungan dalam mengambil biaya semacam itu.
"Salah satu penghalang terbesar untuk penerimaan infrastruktur hijau adalah persepsi risiko finansial," kata William. "Orang ingin tahu apakah keuntungan dari atap hijau akan membenarkan biaya, tapi risiko itu dikurangi dengan mengetahui kapan pemasangan akan paling efektif, dan dari situlah model kami masuk."