Dunia finansial diguncang hebat pada Senin, 7 April 2025. Pasar saham Amerika Serikat mengalami lonjakan dramatis, hanya untuk anjlok kembali dalam waktu singkat. Semua kekacauan ini dipicu oleh satu hal—sebuah cuitan palsu di platform X (dulu Twitter) yang menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan menunda pemberlakuan tarif baru selama 90 hari.
Dalam waktu kurang dari 15 menit sejak tweet itu beredar, nilai pasar saham AS melonjak senilai US$2,4 triliun (setara Rp40,4 triliun). Namun, euforia tersebut tak bertahan lama. Setelah klarifikasi dari Gedung Putih bahwa berita tersebut tidak benar, pasar kembali jatuh dengan cepat, meninggalkan kekacauan dan ketidakstabilan yang berlangsung hampir satu jam sebelum akhirnya pasar ditutup dengan pergerakan relatif datar.
Kejadian ini bermula dari wawancara pagi hari di stasiun televisi Fox News yang menampilkan Kevin Hassett, penasihat ekonomi Gedung Putih dari National Economic Council. Dalam wawancara tersebut, ia ditanya mengenai kemungkinan Presiden Trump menunda tarif impor selama 90 hari untuk meredakan ketegangan dagang.
Hassett menjawab dengan diplomatis namun ambigu:
"Saya rasa Presiden akan memutuskan sendiri."
Pernyataan ini rupanya cukup untuk menciptakan kebingungan. Tak lama kemudian, sebuah akun finansial terverifikasi bernama Hammer Capital (@yourfavorito) memposting kutipan keliru dari wawancara tersebut. Isi cuitannya berbunyi:
"HASSETT: TRUMP SEDANG MEMPERTIMBANGKAN PENUNDAAN TARIF SELAMA 90 HARI UNTUK SEMUA NEGARA KECUALI CHINA."
Tweet itu viral dalam hitungan menit dan segera disebarkan oleh banyak pengguna, termasuk media finansial. Bahkan CNBC International sempat menayangkan informasi tersebut secara langsung, yang memperkuat keyakinan publik bahwa kabar tersebut sahih.