Data penjualan mendukung tren ini. Di Amerika Serikat, penjualan feature phone melonjak tajam pada tahun 2022, mencapai puluhan ribu unit per bulan. Ini merupakan ironi di tengah penurunan penjualan ponsel secara global. Hal yang sama juga tercermin di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan India, yang menurut laporan Counterpoint Research menyumbang sekitar 80% dari total pasar feature phone secara global tahun lalu.
Sementara itu, di Indonesia, pasar smartphone mengalami dinamika yang cukup signifikan. Beberapa tahun terakhir, daya beli masyarakat tercatat menurun, yang berdampak pada penjualan HP pintar. Laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker dari IDC menunjukkan bahwa pada 2023, pengiriman unit smartphone di Indonesia turun 14,3%, hanya mencapai 35 juta unit.
Namun, kondisi ini mulai membaik sepanjang 2024. Pasar smartphone nasional mencatat pertumbuhan positif sebesar 15,5% secara tahunan, dengan jumlah pengiriman hampir menyentuh angka 40 juta unit. Pertumbuhan ini menjadi angin segar bagi industri teknologi yang sempat mengalami stagnasi.
Secara lebih detail, IDC mencatat bahwa paruh pertama tahun 2024 menjadi titik balik bagi banyak vendor smartphone yang sebelumnya mengalami masa sulit. Pada kuartal IV-2024, pasar HP Indonesia tumbuh 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun hanya naik tipis 0,2% secara kuartalan.
Pertumbuhan paling besar datang dari segmen ultra low-end, yaitu smartphone dengan harga di bawah Rp 1,6 juta, yang dipimpin oleh merek Transsion. Sementara itu, segmen kelas menengah (Rp 3,2 – Rp 9,8 juta) juga mengalami lonjakan sebesar 24,9% secara tahunan, dengan OPPO sebagai pemimpin pasar.
Namun, berbeda halnya dengan segmen premium. Smartphone dengan harga di atas Rp 10 juta justru mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%. Penyebab utamanya adalah pelarangan penjualan iPhone 16 pada kuartal akhir 2024. Hal ini turut memengaruhi dinamika penjualan perangkat kelas atas di Indonesia.