Sebagai bentuk apresiasi, OVO akan memberikan hadiah kepada pelapor dengan kontribusi terbanyak dan data yang tervalidasi. Hadiah itu disalurkan dalam bentuk saldo OVO Cash maupun OVO Points, dengan total nilai mencapai Rp60 juta.
Gebuk Judol Disambut Antusias, Ibu-Ibu Ikut Jadi “Pemburu”
Menariknya, program ini justru mendapat sambutan hangat dari kalangan yang tak disangka—yakni ibu-ibu rumah tangga. Berdasarkan data OVO, banyak laporan justru datang dari para ibu yang merasa prihatin karena mayoritas korban judi online adalah anak-anak muda.
“Data dari PPATK menunjukkan bahwa korban terbesar judi online itu justru anak-anak sekolah dan remaja. Ini bikin para ibu rumah tangga merasa harus ikut turun tangan,” kata Karaniya.
Kepedulian ini terbukti dari jumlah laporan yang masuk. OVO mencatat sudah ada sekitar 11.000 laporan akun mencurigakan yang telah diverifikasi dan langsung ditindak dengan pemutusan akses. Angka tersebut memperlihatkan keseriusan masyarakat dalam berpartisipasi memerangi judi online.
Melihat keberhasilan ini, pihak OVO mengungkapkan bahwa mereka berencana memperpanjang program Gebuk Judol, bahkan mempertimbangkan untuk membuatnya sebagai kampanye berkelanjutan dalam mendukung patroli siber yang dilakukan oleh regulator dan aparat penegak hukum.
OVO Tegaskan Tidak Fasilitasi Judol
Isu yang sering muncul adalah asumsi bahwa platform seperti OVO memfasilitasi transaksi ilegal. Karaniya dengan tegas membantah hal tersebut. Ia menekankan bahwa OVO tidak pernah bekerja sama ataupun memberikan ruang bagi aktivitas judi online.
Yang terjadi, menurutnya, adalah penyalahgunaan akun secara independen oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Akun-akun ini melakukan transaksi yang mencurigakan tanpa sepengetahuan OVO dan mencatut identitas platform untuk memperkuat kredibilitas mereka di mata calon korban.