Tampang

Fakta-Fakta Katyusha, Roket Paling Menakutkan di Perang Dunia 2

18 Jul 2024 21:07 wib. 299
0 0
Fakta-Fakta Katyusha, Roket Paling Menakutkan di Perang Dunia 2
Sumber foto: iStock

Roket Katyusha, senjata ikonik dari Perang Dunia 2 (PD 2), merupakan salah satu senjata paling menakutkan pada zamannya. Digunakan pertama kali oleh Uni Soviet, roket ini berhasil menggemparkan musuh-musuhnya dengan kekuatan dan kecepatannya. Saat ini, dalam konteks modern, senjata ini digunakan dalam konflik antara Hizbullah dan Israel di Timur Tengah. Berikut adalah fakta-fakta lengkap mengenai roket Katyusha yang perlu diketahui.

1. Monster dari PD 2

Katyusha adalah jenis artileri roket pertama yang digunakan dalam Perang Dunia 2 (PD 2). Pada masa itu, senjata ini dianggap sebagai "monster" yang menakutkan. Dibandingkan dengan artileri konvensional, peluncur roket ini mampu mengirimkan bahan peledak ke area target dengan lebih intensif. Namun, kelemahan dari senjata ini adalah akurasi yang rendah dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulangnya.

 2. Awalnya Tak Mengesankan

Katyusha pada awalnya tidak begitu mengesankan bagi pejabat tinggi Uni Soviet. Namun, ketika pertama kali digunakan, roket ini mengejutkan semua pihak yang melihatnya. Menteri Pertahanan Uni Soviet, Semyon Timoshenko, bahkan tercengang dan mempertanyakan mengapa tidak ada yang melaporkan keberadaan senjata sedahsyat itu.

3. 'Senjata Tak Dikenal'

Nama resmi dari Katyusha adalah BM-13, di mana "BM" merujuk pada mesin tempur dan "13" merupakan kaliber dari rudal ini. Unit percobaan pertama terdiri dari tujuh BM-13 yang digunakan dalam pertempuran di kota Orsha, Belarusia. Dalam penggunaan pertamanya, Katyusha ternyata jauh melampaui ekspektasi, dengan berhasil menghancurkan pusat transportasi besar yang telah dikuasai oleh musuh.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.