Kekuatan China di luar angkasa semakin mengusik Amerika Serikat. Dalam upaya untuk mengatasi kegelisahan ini, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia telah menandatangani perjanjian untuk mengembangkan radar ruang angkasa yang mampu mengawasi apa yang terjadi di orbit. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap perkembangan pesat sistem militer berbasis ruang angkasa China yang membingungkan.
Jenderal B. Chance Saltzman, Kepala Angkatan Luar Angkasa AS, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap China yang meluncurkan ratusan satelit sebagai bagian dari sistem penargetan, yang dapat digunakan untuk membantu misi di Bumi. Hal ini dianggap sebagai langkah yang membuat Amerika Serikat merasa terganggu lebih dari senjata nuklir ruang angkasa milik Rusia.
Wilayah di luar angkasa, yang terletak sekitar 35.786 kilometer di atas Bumi, menjadi fokus perhatian dalam hal pengawasan satelit. Di sana, setiap pesawat ruang angkasa di orbit geosynchronous selalu melayang di atas area yang sama di Bumi dengan mencocokkan durasi orbitnya dan tingkat tempat planet kita berputar terhadap bintang-bintang. Untuk mengawasi wilayah ini, Amerika Serikat, Inggris, dan Australia berencana untuk mengembangkan sistem baru yang dikenal sebagai Deep Space Advanced Radar Capability (DARC).