"Pesawat militer besar secara tradisional harus terbang ribuan kaki di atas tanah untuk mencapai target, namun pesawat tak berawak yang lebih kecil ini dapat dengan mudah terbang ke jalan untuk menjalankan misinya," kata Profesor Noel Sharkey, seorang ahli robotika dari University of Sheffield.
"Ini adalah kekhawatiran terbesar saya karena telah terjadi banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia dengan menggunakan pesawat tak berawak, dan ini berpotensi menimbulkan hal itu lebih banyak lagi."
Ada juga kekhawatiran bahwa ISIS bisa menyalin teknologi ini dan menciptakan drone pembunuh mereka sendiri.
"Kami sudah mendengar tentang ISIS yang menggunakan pesawat tak berawak yang berisi bahan peledak untuk membunuh orang," kata Prof Sharkey. "Apa yang menghentikan mereka untuk mendapatkan ini?"