Studi Lama yang Kembali Mencuat
Sebelumnya, peneliti dari University of California pernah mengungkap bahwa versi lawas GPT-3 menghabiskan 0,5 liter air untuk setiap 10 hingga 50 pertanyaan. Jika data tersebut dikalibrasi secara optimis, maka total konsumsi air bisa mencapai 31 juta liter per hari, atau sekitar 8,18 juta galon per hari. Dan itu hanya untuk GPT-3—bukan GPT-4.1 atau GPT-4o terbaru yang jauh lebih besar dan kompleks.
Model AI modern tidak hanya memerlukan pelatihan awal, tetapi juga pelatihan berulang atau retraining secara berkala agar tetap relevan. Ini memperparah kebutuhan energi dan air yang pada akhirnya berkontribusi terhadap percepatan perubahan iklim dan potensi krisis lingkungan.
Altman Dianggap Meremehkan Masalah
Meski data yang ia rilis menunjukkan konsumsi energi dan air, Sam Altman tampak mengemasnya dengan nada optimis dan teknologis. Ia bahkan mengatakan bahwa pada akhirnya biaya menjalankan AI akan semurah biaya listrik, karena sistem produksi dan pengelolaan data center akan sepenuhnya otomatis.
Namun, kritik datang dari banyak pihak. Gizmodo, media teknologi terkemuka, menyebut pernyataan Altman sebagai cerminan dari arogansi oligarki teknologi yang enggan mengakui dampak ekologis dari inovasi mereka. Terlebih, pernyataan Altman dinilai tanpa dukungan data ilmiah yang lengkap, dan OpenAI sendiri belum memberikan respons atas permintaan klarifikasi lebih lanjut.
Solusi yang Tak Ramah Lingkungan?
Beberapa perusahaan teknologi besar mencoba mencari solusi. Ada yang berniat menenggelamkan data center ke dasar laut, sementara yang lain ingin membangun pembangkit listrik tenaga nuklir khusus untuk AI. Namun, proyek-proyek ini belum berjalan dan masih membutuhkan waktu bertahun-tahun hingga dapat terealisasi.
Sementara itu, dalam waktu dekat, data center akan tetap bergantung pada pembakaran bahan bakar fosil, yang berkontribusi pada pemanasan global dan semakin menambah tekanan terhadap ketersediaan air bersih dan energi.
Bukan Hanya Soal Lingkungan
Yang membuat pernyataan Altman makin kontroversial adalah komentarnya tentang dampak sosial dari AI. Ia menyebut bahwa seluruh kelas pekerjaan akan punah, tapi tidak menjadi masalah karena AI akan menciptakan kekayaan baru. Ia juga mengusulkan agar manusia di masa depan mulai mempertimbangkan pendapatan dasar universal (UBI) sebagai bentuk kompensasi atas pekerjaan yang digantikan oleh AI.