Kehadiran Deddy Corbuzier, yang dikenal sebagai public figure dan juga seorang motivator dalam hal kebugaran dan kesehatan, turut mendukung penampilan fisik Nada yang lebih berotot. Namun, ini juga memicu perbincangan terkait standar kecantikan dan citra tubuh ideal di masyarakat.
Netizen di media sosial sebaiknya juga lebih bijak dalam menanggapi perubahan fisik seseorang. Mengkritik penampilan seseorang tidak akan membawa dampak positif bagi siapapun. Sebaliknya, sikap saling mendukung dan menghargai perbedaan akan lebih bermakna dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih positif.
Dalam konteks ini, pernyataan Deddy Corbuzier yang meminta agar putrinya tidak terpengaruh dengan komentar miring netizen dapat dijadikan pesan positif bagi banyak orang. Dukungan dan cinta dari orang terdekat, kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri seharusnya menjadi hal yang lebih diapresiasi.
Seiring dengan kontroversi yang berkecamuk, mungkin ini juga menjadi ajang refleksi bagi masyarakat tentang bagaimana penilaian terhadap penampilan fisik seseorang seharusnya tidak menjadi fokus utama. Lebih penting lagi untuk menghargai seseorang berdasarkan karakter, integritas, dan kontribusi positif yang diberikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Begitu pula dengan norma-norma yang mengkategorikan apa yang dianggap sebagai tubuh "ideal". Seharusnya tidak dipaksakan pada setiap individu. Sebagai masyarakat yang semakin sadar akan keberagaman dan inklusi, kita perlu memperluas pandangan terhadap keberagaman fisik dan merangkul keunikan tiap individu.
Dalam konteks ini, bukanlah hal yang aneh jika seorang perempuan memiliki tubuh yang berotot. Tubuh yang berotot merupakan hasil dari kerja keras dan disiplin dalam berolahraga, dan bukan semata-mata menjadi atribut maskulin. Dalam banyak kasus, kebugaran fisik dan kekuatan tubuh seharusnya dilihat sebagai pencapaian yang patut diapresiasi, tanpa memandang jenis kelamin atau identitas gender seseorang.