Saat di melanjutkan perjalanan mereka melihat poster Yoji yang sedang menjadi model, Arok, Almira dan Mojo pun tertawa , melihat poster tersebut. Tak selang lama mereka sampai di Kota Semarang namun kota semarang sedang dilanda banjir, terpaksa Arok, Yoji dan Mojo menggendong Almira yang tak mungkin menanggalkan pakaian bawahnya. Ditengah perjalanan mreka terjatuh karena Yoji merasa ada yang lewat dikakinya, mreka pun mengeringkan bajunya dan menumpang kereta barang menuju ke Kota Banyumas.
Setelah sampai kota Banyumas mereka menumpang mobil ambulan yang hendak ke kota cirebon, ternyata supir yang mreka tumpangi mengantuk sehingga ugal-ugalanan ditengah perjalanan Mojo hanya bisa berdoa kepada Tuhan, Sedang Arok dan lainya tidak percaya akan Tuhan akhirnya mereka pun percaya akan keberadaan Tuhan dan bersama-sama berdoa agar selamat.
Setiba di kota Cirebon mereka semua kelaparan namun uang yang mereka pegang habis terpaksalah mereka mengamen , dan saat mengamen Arok dan kawan-kawan menyanyikan lagu punk mereka namun tidak ada penumpang kendaraan yang mau memberikan mereka uang, kemudian Yoji dan Almira inisiatif menyanyikan lagu dangdut dan akhirnya mereka mendapatkan uang. Seusai mengamen mereka bisa makan dengan lahap nyan namun Almira kedatangan bulan dan harus membeli pembalut, tak sampai disitu uang untuk membeli pembalut mereka tidaklah cukup, akhirnya mereka menuju warung kelontong dan hanya ingin membelin 2 buah pemabalut saja namun pemilik toko tidak mau dan timbulah cekcok antara pemilik toko dan Anak Punk, tak selang lama pemilik toko menyadari karo Anak Punk tersebut berasal dari kota yang sama yaitu Kota Malang akhirnya Almira diberikan pembalut gratis dari pemilik toko.
Pada malam harinya Arok dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan ke kota Jakarta namun Mojo terlihat sakit ternyata kaki Mojo tetanus akibat terjatuh saat menggotong Almira di Kota Semarang, mereka membawa mojo ke puskesmas namun ditolak resepsionis. Arok yang hampir putus asa dia mmemiliki ide untuk menculik dokter agar bisa mengobati Mojo dan akhirnya dokter yang pulang kerja diculik dan memintanya mengobati Mojo.
Arok dan kawan-kawan akhirnya tiba di Stasiun Jatinegara jakarta, saat tiba disana Arok menunjukan cicin yang di ambilnya di toko waktu di Gunung Bromo, singkatnya kawan- kawan Arok marah karena cincin yang di curi Arok itu seharusnya bisa di jual untuk membeli makanan dan bertahan hidup saat di perjalanan. Mojo yang geram akan tindakan Arok memukul dan mendorong Arok hingga menabrak gerombolan anak muda preman wilayah tersebut.