Nah, kembali lagi ke alur ceritanya. Apa hubungan antara hari kematian dan larangan bermain musik? Di keluarga tersebut ada Miguel yang ternyata sangat berminat pada musik, ia biasanya sembunyi-sembunyi dalam bermain musik. Namun setelah ia terinspirasi oleh seorang pemusik terkenal yang bernama Ernesto de la Cruz, ia pun bertekad untuk dapat mewujudkan mimpinya menjadi seorang pemusik ternama. Keinginan Miguel yang besar ini lah yang akhirnya membuatnya mencuri gitar milik orang yang sudah meninggal. Nah ternyata orang yang Miguel curi gitarnya adalah Ernesto de la Cruz. Di situlah petualangan Miguel berpetualang di kehidupan orang yang sudah mati dimulai. Menariknya, visualisasi ‘dunia orang yang sudah meninggal’ cukup unik. Ketika hari perayaan tiba, keluarga yang sudah meninggal bisa mengunjungi anggota keluarga yang masih hidup. Namun, tidak semua orang bisa menyeberangi jembatan dari kelopak bunga. Hanya orang mati yang dipasang foto oleh anggota keluarga yang masih hidup yang boleh menyebrangi jembatan tersebut. artinya, hanya orang mati yang ‘berkesan’ di hati orang-orang yang masih hiduplah yang bisa berkunjung ke dunia nyata (pada hari perayaan kematian) dan tetap bertahan di dunia kematian (di satu bagian cerita, ada orang yang seakan musnah entah ke mana ketika tak ada seorang pun yang memasang fotonya di hari peringatan. Menariknya, ‘kesan’ itu lah yang bisa berupa kebaikan, amal-amal sesama manusia, berbagai hal baik yang dilakukan seseorang semasa hidup. Dalam petualangan itulah Miguel bertemu dengan Hector, orang yang mau menolongnya untuk bisa bertemu dengan Ernesto de la Cruz. Setelah mengalami berbagai konflik, Miguel akhirnya paham betapa keluarga sungguh bermakna. Passion pun akhirnya ‘kalah’ dengan kekuatan cinta dari keluarga. Dan cinta tak akan mengecewakan pe-cintanya.