3. Relevansi Fiqh dalam Isu Sosial dan Teknologi
Dalam pandangan Gus Baha, fiqh tidak hanya relevan dalam aspek ritual ibadah tetapi juga dalam aspek sosial dan teknologi. Contohnya, dalam penggunaan teknologi komunikasi dan media sosial, fiqh perlu memberikan pedoman mengenai etika dan penggunaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Gus Baha mendorong para ulama untuk mengembangkan fatwa yang dapat menangani isu-isu seperti privasi, etika digital, dan dampak sosial dari teknologi modern.
4. Peran Pendidikan dan Pemahaman dalam Penerapan Fiqh
Gus Baha juga menekankan bahwa pendidikan fiqh yang baik dan pemahaman yang mendalam adalah kunci untuk penerapan fiqh yang efektif di zaman modern. Kurikulum pendidikan Islam harus mencakup pelajaran tentang ijtihad dan adaptasi hukum untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman. Hal ini termasuk mengajarkan cara membaca dan memahami fiqh dalam konteks perubahan sosial dan teknologi.
5. Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Fiqh
Salah satu tantangan besar dalam penerapan fiqh di zaman modern adalah perbedaan interpretasi dan pendapat di kalangan ulama. Gus Baha mengakui bahwa perbedaan ini kadang-kadang dapat menyebabkan kebingungan di kalangan masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, ia menyarankan pentingnya dialog dan musyawarah antara para ulama dari berbagai mazhab untuk mencapai konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak. Selain itu, Gus Baha juga mendorong penerapan prinsip-prinsip fiqh yang fleksibel dan kontekstual untuk mengatasi permasalahan baru yang muncul.