Shalat merupakan ibadah pokok dalam agama Islam yang memiliki kedudukan sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Di dalam tradisi fiqh, terutama dalam pandangan Gus Baha, seorang ulama terkenal dari Nahdlatul Ulama (NU), shalat bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi spiritual yang mendalam dengan Allah SWT. Artikel ini akan mengupas keutamaan shalat dari perspektif fiqh Gus Baha, dengan fokus pada makna dan manfaat spiritual, sosial, dan pribadi dari shalat.
1. Shalat sebagai Kunci Keselamatan dan Kebahagiaan
Dalam pandangan Gus Baha, shalat merupakan kunci keselamatan dan kebahagiaan hidup. Beliau menekankan bahwa shalat memiliki kekuatan spiritual yang dapat membimbing seseorang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam kitab-kitab fiqh yang ditulis oleh Gus Baha, shalat digambarkan sebagai bentuk ibadah yang menyeluruh, mencakup aspek spiritual dan sosial. Gus Baha berpendapat bahwa melalui shalat, seseorang dapat memperoleh ketenangan batin dan kedekatan dengan Allah SWT, yang merupakan sumber kebahagiaan sejati.
2. Shalat sebagai Sarana Pembentuk Karakter
Shalat juga dianggap sebagai sarana penting dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut Gus Baha, shalat membantu membentuk sikap dan perilaku seorang Muslim agar lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam. Melalui pelaksanaan shalat yang rutin dan khusyuk, seseorang akan belajar untuk lebih disiplin, sabar, dan bertanggung jawab. Gus Baha menegaskan bahwa karakter yang baik terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan positif, dan shalat adalah salah satu kebiasaan yang paling mendasar dalam kehidupan seorang Muslim.