Oleh: Muhammad Sirod
Koordinator Forum Alumni Peduli NKRI
Mohon maaf buat kawan-kawan pemilih Ahok yg cerdas, dan tampak saleh dalam pandangan saya, yang saya kenal memiliki banyak kemuliaan jauh melebihi diri saya. Saya sejak pengumuman pemenang pilkada DKI, sebenarnya banyak menahan diri. Status-status fb saya dalam 1 minggu itu kebanyakan bertemakan yg ringan-ringan. Setelah melihat beberapa kawan facebooker terutama banyak di antara mereka yg muslim mengeluarkan argumen sbb:
- kalahnya Ahok menunjukkan kalahnya pemilih berakal seolah-olah kelompok yang tidak memilih Ahok adalah kelompok bodoh dan dogmatis.
- menunjukkan "islami"-nya Ahok dengan menampilkan perilaku-perilaku positif dia, tapi abai pada kearogansian dan kepongahannya
- ungkapan kasihan dan prihatin pada anak & istri Ahok yang harus ditinggal karena dia ditahan 2 tahun, tetapi lupa membandingkan dengan kasus penistaan agama lain yg lebih berat, apalagi ratusan keluarga tak berpunya yang digusur paksa tanpa belas kasihan, anak-anak dan keluarganya terlantar jauh lebih menderita daripada Ahok sang penguasa Jakarta.
Jujur, sisi kemanusiaan saya dan sisi spiritual saya sebagai muslim merasa dikerdilkan oleh pernyataan-pernyataan tersebut, sikap partial thinking dan ketidakadilan keberpihakan itu memperparah situasi politik di mana muslim menjadi minoritas di beberapa wilayah Indonesia seperti Kalbar dan Sultra, dan ketidakadilan yg dilakukan kepolisian, kejaksaan, presiden dan tentunya "Media korporasi" yang memang menjadi bagian sakit sistemiknya negeri ini