Pada suatu saat, Siddhartha menyadari bahwa disiplin ekstrem dan pencarian yang tanpa henti tidak membawanya pada pencerahan sejati. Ia memutuskan untuk mengambil pendekatan yang lebih seimbang, menekankan pada jalan tengah antara kemewahan dan ekstremisme. Setelah meditasi mendalam di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, Siddhartha akhirnya mencapai pencerahan dan menjadi Buddha, yang berarti "yang tercerahkan."
Ajaran Buddha
Setelah mencapai pencerahan, Buddha mulai mengajarkan ajarannya kepada orang-orang di sekelilingnya. Ajaran-ajarannya dikenal sebagai Dharma, yang berisi petunjuk dan prinsip untuk mencapai pencerahan dan kebebasan dari penderitaan. Beberapa ajaran kunci dari Buddha meliputi:
Empat Kebenaran Mulia (Four Noble Truths): Ini adalah inti dari ajaran Buddha. Kebenaran-kebenaran tersebut adalah bahwa kehidupan penuh dengan penderitaan (Dukkha), penderitaan timbul dari keinginan dan nafsu (Samudaya), penderitaan dapat diakhiri dengan mengatasi keinginan (Nirodha), dan ada jalan menuju akhir penderitaan (Magga). Jalan menuju akhir penderitaan dikenal sebagai Jalan Tengah atau Jalan Berunsur Delapan.
Jalan Berunsur Delapan (Noble Eightfold Path): Ini adalah panduan praktis yang terdiri dari delapan aspek yang harus diterapkan untuk mencapai pencerahan. Delapan aspek tersebut adalah pandangan benar, niat benar, ucapan benar, tindakan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.
Konsep Karma dan Reinkarnasi: Buddha mengajarkan bahwa tindakan kita memengaruhi masa depan kita. Karma adalah hukum sebab-akibat, yang berarti tindakan baik akan menghasilkan hasil baik, sedangkan tindakan buruk akan menghasilkan hasil buruk. Reinkarnasi adalah siklus kelahiran, kematian, dan kelahiran kembali yang dipengaruhi oleh karma.