Filosofi karma adalah konsep mendalam yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan spiritual dalam agama Hindu dan Buddha. Meskipun kedua agama ini memiliki akar yang berbeda, mereka berbagi pandangan serupa mengenai karma sebagai prinsip moral dan sebab-akibat. Artikel ini akan membahas filosofi karma dari sudut pandang Hindu dan Buddha, serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Karma dalam Agama Hindu
Dalam agama Hindu, karma merupakan konsep fundamental yang berarti "tindakan" atau "perbuatan." Prinsip karma didasarkan pada ajaran bahwa setiap tindakan, baik atau buruk, akan mempengaruhi masa depan individu. Karma tidak hanya mencakup tindakan fisik, tetapi juga kata-kata dan pikiran. Ajaran ini tertuang dalam berbagai teks suci, termasuk Veda, Upanishad, dan Bhagavad Gita.
Menurut Bhagavad Gita, karma dapat dikategorikan menjadi tiga jenis: karma sanchita (karma yang telah dilakukan dan belum dituai), karma prarabdha (karma yang sedang dituai dalam kehidupan saat ini), dan karma agami (karma yang akan dilakukan di masa depan). Konsep ini menekankan bahwa seseorang harus menjalani dharma (kewajiban moral) tanpa terikat pada hasil dari tindakan tersebut. Dengan demikian, karma mendorong individu untuk bertindak dengan integritas dan tanpa pamrih.
Karma juga berhubungan erat dengan siklus reinkarnasi atau samsara dalam Hindu. Setiap tindakan dalam kehidupan ini akan membentuk karma yang mempengaruhi kelahiran kembali di kehidupan berikutnya. Tujuan akhir adalah mencapai moksha, yaitu pembebasan dari siklus samsara melalui karma baik yang dilaksanakan dengan benar dan pemahaman spiritual yang mendalam.