Nur Hasanah (49) warga Probolinggo merupakan salah satu dari ribuan penjual kerupuk di pasar tradisional yang mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 5.000 per hari untuk mewujudkan impian suci menunaikan ibadah haji. Hasanah bersama suaminya Kholili (59) memutuskan untuk mendaftar haji pada 2011 dan keduanya meyakini jualan kerupuknya bisa mengantar mereka hingga ke Tanah Suci.
Sebagai warga kecil di Probolinggo, Hasanah menjalankan usaha jualan kerupuk di pasar tradisional setiap harinya sejak remaja. Dengan tekun dan gigih, dia berhasil membangun usaha kecil-kecilan tersebut hingga mampu mencapai target untuk mendaftar haji, sebuah impian suci yang diinginkan oleh setiap umat Muslim di dunia. Meski sederhana, usahanya terbukti mampu mengubah hidupnya serta suaminya yang telah mendukungnya sejak awal.
Setiap pagi, Hasanah mempersiapkan kerupuk-kerupuk buatannya dengan berbagai jenis dan rasa. Dia percaya bahwa kualitas dan kelezatan kerupuk buatannya mampu menarik perhatian para pembeli di pasar, sehingga pendapatannya terus meningkat. Dengan semangat dan kerja keras, Hasanah dapat mencapai target kumpulan dana haji setiap harinya.
Selama perjalanannya menjadi seorang pedagang kerupuk, Hasanah telah mengalami berbagai rintangan dalam menjalankan usahanya. Mulai dari tantangan ekonomi, persaingan usaha, hingga cuaca yang tidak menentu, namun dia tidak pernah menyerah. Dia selalu berusaha mencari cara untuk memajukan usahanya dengan tetap mempertahankan kualitas produknya. Hal ini terbukti dengan kesuksesannya dalam mengumpulkan dana untuk mendaftar haji.