Dalam konteks modern, fenomena cyberbullying dan konten negatif di media sosial juga dapat menjadi bentuk kemisahan mulut dan kemaluan secara tidak langsung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan memperhatikan apa yang kita sampaikan kepada orang lain, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang dapat membawa kita ke dalam neraka.
Selain itu, menjaga etika dalam berkomunikasi dan perilaku, baik secara fisik maupun daring, juga merupakan bagian dari upaya menjaga diri agar tidak terjerumus dalam perilaku yang dapat membawa ke neraka.
Kesadaran akan potensi neraka sebagai akibat dari perbuatan dosa juga harus diimbangi dengan upaya untuk berbuat kebaikan dan memperbaiki diri. Aktivitas amal yang secara konsisten dilakukan dengan ikhlas dan kesadaran atas perbuatan yang dilakukan, adalah salah satu jalan untuk menjaga diri dengan baik dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membawa ke neraka.
Dengan demikian, kesadaran akan potensi bahaya masuk ke neraka harus menjadi pijakan untuk terus memperbaiki diri dan menjaga segala aspek kehidupan agar menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat membawa pada hukuman di akhirat. Pengetahuan ini juga dapat menjadi motivasi untuk terus berbuat kebaikan dan berlindung dari segala hal yang dapat membawa kita mengarah ke neraka.