Mulut yang tidak dijaga dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang diharamkan dan menjadi awal mula dari perbuatan buruk seperti ghibah, fitnah, adu domba, atau menyebarkan ujaran kebencian. Begitu juga dengan kemaluan yang tidak terjaga dengan baik dapat menjadi sumber malapetaka.
Pesan Ustadz Khalid Basalamah adalah untuk menjaga mulut dan menggunakan kata-kata yang baik serta menjaga kemaluan agar tidak menjadi sebab masuk neraka. Jika seseorang tidak mampu berbicara yang baik, lebih baik untuk diam. "Kalau mereka diam maka mereka berdzikir, kalau mereka berbicara, maka kata-kata yang diucapkan harus seperti kata-kata emas," tambahnya.
Dalam konteks modern, fenomena cyberbullying dan konten negatif di media sosial juga dapat menjadi bentuk kemisahan mulut dan kemaluan secara tidak langsung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan memperhatikan apa yang kita sampaikan kepada orang lain, agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang dapat membawa kita ke dalam neraka.
Selain itu, menjaga etika dalam berkomunikasi dan perilaku, baik secara fisik maupun daring, juga merupakan bagian dari upaya menjaga diri agar tidak terjerumus dalam perilaku yang dapat membawa ke neraka.
Kesadaran akan potensi neraka sebagai akibat dari perbuatan dosa juga harus diimbangi dengan upaya untuk berbuat kebaikan dan memperbaiki diri. Aktivitas amal yang secara konsisten dilakukan dengan ikhlas dan kesadaran atas perbuatan yang dilakukan, adalah salah satu jalan untuk menjaga diri dengan baik dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat membawa ke neraka.