Tampang

Tuan Guru yang Pemaaf dan Sakitnya Jadi Pribumi

22 Apr 2017 21:18 wib. 9.161
0 0
jansen sitidaon

***
Dengan usianya yang masih tergolong "belia" ini. Kelahiran tahun 1991. Menarik sebenarnya untuk mengetahui, darimana kira-kira Steven "belajar" kata-kata berbau tuduhan rasial tersebut. Apa juga yang menyebabkan dia begitu bencinya kepada pribumi? Begitu bencinya kepada Indonesia? Padahal ditelisik surat pernyataan maaf yang dibuatnya sendiri, tertulis, Steven ini ternyata juga berkewarganegaraan Indonesia. Bukan warganegara asing. Dan tinggalnyapun (sesuai foto KTP miliknya yang tersebar) juga di Kedoya, Jakarta Barat, yang sampai saat ini "masih" masuk wilayah Indonesia. Mungkin, karena pernah sekolah di luar negeri saja, sehingga ada sedikit bagian dirinya yang berbau luar negeri. Selebihnya, semuanya Indonesia.

Namun. Dengan keluarnya ucapan: "dasar Indonesia", dari mulutnya yang berkonotasi negatif. Maka tidak salah kemudian kita berasumsi dan bertanya, jangan-jangan Steven ini dan banyak "warga keturunan" lainnya memang tidak merasa sebagai orang Indonesia? Apalagi merasa sebagai pribumi? 

Inilah sesungguhnya pertanyaan pokok dari kejadian ini, yang terlebih dahulu harus dijawab. Dan ditemukan jawabannya. 

Karena ucapan sejenis ini, beberapa waktu lalu juga pernah kita dengar keluar dari mulut seorang Soekanto Tanoto di televisi CCTV2 China, yang menyatakan: "Indonesia baginya hanyalah ayah angkat, ayah kandung tetap Cina". Padahal Soekanto ini menjadi kaya raya dari tanah Indonesia. Bukan tanah RRC. Namun nasionalisme dan rasa cintanya kepada Merah Putih ternyata tidak "sekaya", kekayaannya yang begitu melimpah yang telah diberikan oleh bumi Indonesia ini. 

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?