Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat melakukan gencatan senjata total mulai Selasa, 24 Juni 2025. Pengumuman ini datang setelah 12 hari ketegangan yang terus meningkat, di mana kedua negara terlibat dalam serangan udara yang intens. Namun, tidak lama setelah pengumuman tersebut, Iran dengan tegas menyatakan bahwa belum ada kesepakatan gencatan senjata yang tercapai.
Situasi di Timur Tengah semakin memanas setelah Israel meluncurkan operasi militer besar-besaran pada 13 Juni. Sejak saat itu, kedua negara telah saling melancarkan serangan, dengan Israel menargetkan fasilitas-fasilitas yang diduga terkait dengan program nuklir Iran. Dalam perkembangan terbaru, Iran meluncurkan serangan terhadap pangkalan militer AS di Qatar. Dalam konteks ini, Iran menyebut serangan tersebut sebagai balasan "lemah" atas tindakan AS terhadap situs nuklirnya.
Presiden Trump, dalam sebuah konferensi pers, menyampaikan harapannya bahwa gencatan senjata ini dapat mengakhiri serangkaian serangan yang telah menewaskan ratusan jiwa. Ia menjelaskan bahwa proses gencatan senjata akan dilakukan secara bertahap; Iran akan menghentikan serangan terlebih dahulu, diikuti oleh Israel yang akan berhenti 12 jam kemudian. Namun, meskipun Trump mengumumkan kesepakatan ini, pejabat tinggi Iran menyatakan bahwa mereka belum mengonfirmasi adanya kesepakatan resmi dengan Israel.