Tragedi Tanjung Priok 1984 adalah salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia, yang menyiratkan konflik antara militer dan masyarakat sipil. Kejadian ini terletak di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan terjadi pada tanggal 12 September 1984. Di balik angka tanggal tersebut tersimpan kisah pilu yang mengguncang hati banyak orang, terutama bagi umat Islam yang terlibat.
Pada era itu, Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, yang dikenal dengan rezim Orde Baru. Pemerintah memiliki kontrol yang ketat terhadap aktivitas sosial dan politik, terutama yang berkaitan dengan Islam. Membuat suara masyarakat, terutama yang memiliki aspirasi Islam, sering kali diabaikan dan dibungkam, bahkan dengan cara-cara yang brutal. Dalam konteks inilah tragedi Tanjung Priok terjadi.
Awal mula peristiwa ini berakar dari rencana pengiriman bantuan bagi saudara-saudara Muslim yang berada di Palestina. Komunitas Islam di Tanjung Priok, yang dikenal dengan sebutan 'Gerakan Pembebasan Ummah', merencanakan penggalangan dana dan penyebaran informasi tentang perjuangan mereka. Namun, niatan baik ini tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah yang merasa terancam. Militer mulai mengambil tindakan tegas untuk menghentikan aktivitas tersebut.