Politik aparat di balik tragedi Kanjuruhan tidak bisa dipisahkan dari konteks yang lebih luas. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa tersebut merupakan cermin dari ketidak profesionalan dalam pengelolaan keamanan di stadion, yang selama ini telah diwarnai berbagai masalah. Dalam beberapa kasus sebelumnya, insiden serupa telah terjadi di pertandingan sepak bola, namun tidak ada langkah konkret yang diambil untuk mencegah terulangnya tragedi. Kebijakan terkait pengamanan susulan pasca-tragedi seringkali dianggap sebagai upaya sepihak tanpa melibatkan dialog dengan suporter.
Tak hanya itu, tragedi di Kanjuruhan juga menyeret banyak pihak ke dalam skandal yang berkaitan dengan kemanusiaan. Banyak suporter yang memberikan kritik terhadap cara aparat menangani situasi tersebut dan tuntutan untuk keadilan semakin menguat. Banyak komunitas suporter mengadakan aksi solidaritas, mendukung keluarga korban dan meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab. Dalam pernyataan-pernyataan resmi, berbagai organisasi suporter menyerukan perlunya reformasi dalam penanganan kerusuhan di stadion agar tragedi serupa tidak terjadi lagi.
Tragedi Kanjuruhan bukan hanya sekadar catatan kelam dalam dunia sepak bola, tetapi sudah menjadi refleksi tentang bagaimana suporter, aparat, dan pengelola harus saling berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang kondusif dan aman. Upaya menuju reformasi dan perlunya pengaturan yang lebih baik dalam konteks keamanan menjadi penting, tidak hanya untuk memulihkan nama baik sepak bola Indonesia, tetapi juga menyelamatkan nyawa banyak orang yang hanya ingin menikmati olahraga favorit mereka.