Melihat reaksi Jokowi, sepertinya presiden berupaya mendinginkan situasi ini. Hanya saja, sikap Jokowi ini tidak menunjukkan tindakan kongkret pemerintah dalam memecahkan persoalan terkait patung.
Sementara, sikap pemerintah yang memandang persoalan patung dari isu toleransi atau radikalisme justru meningkatkan konflik antara kelompok penentang patung dengan pendukung patung.
Sayangnya, bukan hanya pemerintah pusat, sejumlah kelompok masyarakat dan ormas pun turut mendukung pembangunan patung Panglima Kongco. Dan, sebagaimana pemerintah pusat, kelompok-kelompok pendukung patung Dewa Perang ini pun melihat kasus ini hanya dari kacamata keagamaan.
Lebih parah lagi, semua partai politik pun lebih memilih untuk diam atau mendukung keberadaan patung Dewa Perang.