Namun, tentu saja terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh Sherly Tjoanda dalam menggantikan mendiang suaminya sebagai cagub. Selain berbagai kebijakan dan program yang harus diemban, Sherly juga harus mampu membuktikan kemampuannya sebagai pemimpin yang dapat diandalkan. Dalam konteks ini, publik akan melihat apakah Sherly Tjoanda akan mampu melanjutkan agenda-agenda politik suaminya ataukah membawa visi dan misi yang berbeda sesuai dengan kepribadian dan keahliannya sendiri.
Tidak hanya itu, Sherly Tjoanda juga perlu memastikan bahwa ia mampu membangun kepercayaan dan dukungan masyarakat baik dari kalangan pendukung suami sebelumnya maupun masyarakat umum. Hubungan politik yang telah terbangun sejak suami merupakan aset berharga yang harus dijaga, sementara menciptakan hubungan baru dengan para pemilih juga menjadi tugas yang tak kalah penting.
Dengan segala tantangan dan harapan yang mengiringi langkahnya, Sherly Tjoanda sekarang berada pada titik balik yang menentukan nasib politiknya. Kehadirannya sebagai cagub yang diusung delapan partai politik memberikan dinamika tersendiri dalam arena politik Maluku Utara. Bagi sebagian pihak, kehadiran Sherly Tjoanda dianggap sebagai pemenuhan janji politik yang didahului oleh mendiang suaminya. Namun, bagi pihak lain, hal ini juga menimbulkan pro dan kontra mengenai penunjukan keluarga sebagai pengganti.