Sementara itu, Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan sekaligus tokoh politik yang banyak dibicarakan, juga sebelumnya sempat membanggakan kemungkinan kolaborasi tersebut. Kudeta Dalio, seorang investor ikonik yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, sempat menjadi sumber kebanggaan bagi berbagai kalangan di dalam dan luar negeri. Kehadirannya di BPI Danantara dianggap bisa memberikan fondasi yang kuat dalam pengelolaan dana investasi negara.
Namun, dengan munculnya isu pembatalan ini, sejumlah pengamat ekonomi dan politik menganggap bahwa situasi ini bisa berdampak pada citra Danantara. Mereka khawatir bahwa hal ini menciptakan ketidakpastian yang dapat mengganggu kepercayaan investor asing. Ketidakpastian semacam ini tentu tidak diinginkan oleh pihak pemerintah yang sedang berusaha untuk menarik lebih banyak investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi.
Ray Dalio, yang dikenal dengan pendekatannya yang analitis dan berbasis data dalam pengambilan keputusan investasi, telah menjadi panutan di kalangan investor global. Banyak yang berharap, jika bergabung, dia bisa membawa strategi dan wawasan yang diperlukan untuk mengelola dana investasi Indonesia dengan lebih efektif. Namun, dengan rumornya batal bergabung, pertanyaan-pertanyaan mengenai masa depan Danantara dan strategi investasinya kembali mencuat.