Perang Bosnia, yang terjadi antara tahun 1992 hingga 1995, merupakan salah satu konflik paling brutal dan kompleks dalam sejarah Eropa modern. Konflik ini tidak hanya melibatkan bentrokan militer, tetapi juga pertikaian etnis yang mendalam antara tiga kelompok utama di Bosnia i Herzegovina, yaitu Bosniak (Muslim), Kroat (Katolik), dan Serb (Kristen Ortodoks). Perang ini membawa dampak yang merusak bagi masyarakat Bosnia dan meninggalkan luka multinasional yang menganga hingga hari ini.
Pada tahun 1991, ketika Yugoslavia mulai mengalami disintegrasi, Bosnia i Herzegovina mengumumkan kemerdekaan. Namun, keputusan ini tidak diterima oleh sebagian besar penduduk Serb di Bosnia, yang lebih memilih untuk bergabung dengan Serbia. Ketegangan etnis yang sudah ada sebelumnya pun membara menjadi konflik bersenjata. Sangat disayangkan bahwa perang ini tidak hanya sekadar pertempuran antara angkatan bersenjata, tetapi juga melibatkan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan, termasuk pembersihan etnis, pembunuhan massal, dan pemerkosaan sistematis.
Konflik berdarah ini berlangsung selama tiga tahun dan mengakibatkan sekitar 100.000 nyawa melayang serta jutaan orang mengungsi. Salah satu peristiwa yang paling kejam dalam perang ini adalah Pembantaian Srebrenica pada Juli 1995, ketika lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Bosnia dibunuh oleh pasukan Bosnian Serb. Peristiwa ini kemudian diakui sebagai genosida oleh pengadilan internasional, menciptakan dampak mendalam di dalam dan luar negeri.