Pernyataan Prabowo yang merasa prihatin dengan anak-anak generasi penerus bangsa yang lulus sekolah menengah atas atau kejuruan yang pada akhirnya bekerja sebagai "Ojek Online" atau Ojol bahkan banyak lulusan sarjana yang juga berprofesi sebagai Ojol, langsung "Digoreng" bahwa Prabowo menghina pekerjaan Ojek Online.
Kalau didalami secara akal sehat dan realita yang ada sekarang ini, tidak bisa dipungkiri susahnya lapangan kerja yang ada membuat profesi "OJOL" menjadi pilihan masyarakat saat ini dengan alasan "Daripada Nganggur:. Cobalah tanya kepada para driver Ojol ini apa alasan mereka memilih profesi sebagai driver Ojol ? tanyakan apa mencukupi kebutuhan keluarga mereka ? tanyakan apa mau anak-anak mereka setelah lulus sekolah menjadi driver Ojol ?
Pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandi sebenarnya ingin menyampaikan apa yang jadi realita sekarang di masyarakat dan rasanya bukan untuk menyerang kubu petahana. Sangatlah wajar jika pasangan ini menerima dan menyampaikan keluhan masyarakat terkait kehidupan ekonomi saat ini.
Politikus Sontoloyo, Politikus Genderuwo dan "Tabok" yang diucapkan Jokowi pada pidato-pidatonya, bisa jadi sebagai reaksi atas apa yang sudah dikerjakan pasangan Prabowo-Sandi. Namun sayangnya, rasanya tidak ada seseuatu yang mau disampaikan yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi masyarakat saat ini.
Pernyataan-pernyataan Jokowi ini seolah hanya diucapkan untuk kubu Prabowo-Sandi tanpa ada pesan terkait dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Masyarakat seolah tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan kedua pasangan capres ini karena buat masyarakat, hidup sejahtera, ekonomi membaik, lebih penting daripada kata-kata yang diucapkan para elit politik.