Meskipun mayoritas anggota parlemen Iran telah menyetujui langkah-langkah untuk menutup Selat Hormuz, keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Entitas ini memiliki kekuatan untuk menyetujui atau menolak rencana tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada semangat untuk bertindak, keputusan strategis yang kompleks tetap harus diformulasikan, mengingat banyaknya faktor yang terlibat dalam geopolitik kawasan.
Dampak geopolitik dari penutupan Selat Hormuz dapat mengarah pada ketegangan militer yang lebih besar di kawasan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan, terutama negara-negara besar yang tergantung pada pasokan energi, mungkin akan merespons dengan cepat. Ancaman akan membuat situasi menjadi lebih tegang, berpotensi menciptakan konflik berskala lebih besar yang bisa melibatkan tidak hanya Iran dan AS, tetapi juga negara-negara sekutu mereka di Timur Tengah dan sekitarnya.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat, terutama setelah serangan terbaru yang dipicu oleh ketegangan yang sudah berlangsung lama. Penutupan Selat Hormuz tidak hanya akan menjadi langkah defensif dari Iran, tetapi juga dapat dilihat sebagai tindakan provokatif yang dapat memicu reaksi berantai dari negara-negara besar lainnya. Dalam konteks ini, Selat Hormuz menjadi simbol penting dari pertarungan kekuatan geopolitik yang lebih luas.