Pengaruh lagu kampanye juga tidak bisa diabaikan dalam konteks media sosial. Di platform-platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, musik seringkali menjadi konten yang paling mudah dibagikan. Ketika calon atau pendukungnya menciptakan tantangan atau meme yang menggunakan lagu kampanye, maka jangkauan dan dampaknya bisa meluas secara viral. Dengan demikian, musik menjadi cara efektif untuk menjangkau pemilih muda yang lebih banyak menghabiskan waktu di platform digital.
Selain aspek mobilisasi, propaganda musik juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menyerang lawan politik. Melalui lagu-lagu yang menghentak, pesan-pesan negatif atau kritik terhadap calon lawan dapat disampaikan dengan cara yang menarik. Misalnya, parodi atau remix lagu-lagu terkenal yang disertai lirik yang menyoroti kelemahan atau kesalahan lawan politik dapat menyebar cepat dan mempengaruhi opini publik. Dalam hal ini, lagu kampanye tidak hanya berperan sebagai alat promosi, tetapi juga sebagai senjata dalam pertarungan politik.
Namun, pengaruh lagu kampanye tidak selalu bersifat positif. Ada kalanya, penggunaan musik dapat menimbulkan kontroversi, terutama jika lagu tersebut terasosiasi dengan masalah sosial atau politik yang sensitif. Misalnya, jika sebuah lagu kampanye dianggap tidak sensitif terhadap isu tertentu atau disalahartikan oleh kalangan tertentu, maka dampak negatif dapat muncul. Dalam situasi seperti ini, kritik yang hadir dapat memperburuk citra calon dan bahkan menurunkan dukungan dari pemilih.