Berbeda dari sebelumnya, artikel kali ini sama sekali tidak menyuguhkan opini penulis. Artikel ini dihadirkan untuk melihat situasi tanah air dari kacamata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Sejak reformasi bergulir, mungkin baru Wiranto dan Gatot selaku petinggi tertinggi militer yang menjadi sorotan media. Wiranto menjadi pusat perhatian pada masa transisi di tahun 1998-1999. Sementara nama Gatot banyak mengisi media semenjak mulai berlangsungnya aksi unjuk rasa yang digelar oleh GNPF-MUI. Sebelum itu, Gatot hanya wara-wiri di media dengan ceramahnya yang bertemakan proxy war.
Lantas, apa yang dipikirkan oleh Gatot terkait situasi nasional belakangan ini?
Dari Detik.com diberitakan tentang pesan Gatot kepada mahasiswa baru Universitas Trisakti. Dalam pesannya itu Gatot mengingatkan untuk mewaspadai migrasi besar-besaran penduduk dunia ke Indonesia.
Indonesia akan menjadi bisa saja nantinya dihuni bukan oleh warga negara Indonesia lagi.
Gatot memberi contoh benua Amerika, Australia dan Singapura yang penduduk aslinya mulai tergusur oleh pendatang. Dia juga memberi contoh suku asli Jakarta, yaitu Betawi, yang saat ini mulai tergusur.
"Benua Amerika awalnya diisi suku Indian sekarang hampir punah. Australia, suka Aborigin juga hampir punah. Singapura, tadinya berisi suku Melayu sekarang mulai terpinggirkan. Di Indonesia, Betawi di Jakarta sekarang kemana, banyak yang ke Banten," kata Gatot di Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Minggu (20/8/2017) Sumber : https://news.detik.com/berita/3606740/kepada-mahasiswa-panglima-ingatkan-bahaya-migrasi-sampai-narkoba
"Kalau tidak waspada, negara ini bisa saja pendudukannya nanti bukan kita tapi orang lain. Itu ancaman," lanjutnya.