Selain mengklaim sebagai pemilik sah NKRI dan ke-Indonesia-an lainnya, kelompok Ahoker juga berteriak-teriak mengusir kelompok lainnya untuk keluar dari tanah air dan hengkang ke Arab. Kalau Jokowi menyatakan untuk menghentikan aksi penolakan, perilaku para Ahoker lebih dari sekadar penolakan. Mereka sudah melakukan pengusiran terhadap warga negara Indonesia dari tanah airnya sendiri.
Indonesia beruntung, situasi yang terus memanas ini terjadi jelang bulan puasa yang jatuh pada 27 Mei 2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya, suhu politik mereda selama bulan puasa. Tetapi, sejak hari ini sampai hari pertama puasa, potensi terjadinya bentrokan fisik cukup besar.
Potensi terjadinya konflik horisontal semakin menguat jika aparat keamanan masih memilih untuk berdiam diri atau cenderung memihak kepada salah satu kelompok. Warga Sulawesi Selatan sudah mengeluarkan ancaman akan bergerak sendiri jika Polri tidak menindakpelaku pengujatan serta penghinadinaan terhadap JK. Semalam, 17 Mei 2017, kantor redaksi The Jak digeruduk massa karena dinilai menistakan Rizieq Shihab.
Muncul pertanyaan, apakah Jokowi sudah mendapat informasi cukup tentang situasi nasional? Setibanya dari kunjungannya ke Tiongkok, Jokowi menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh lintas agama yang juga dihadiri oleh Kapolri dan Panglima TNI. Hanya saja, ormas Islam yang diundang oleh Jokowi masih berkutat di antara Nahlatul Ulama. Muhammadiyah, dan MUI. Dan selama 6 bulan terakhir Jokowi sudah sekian kali menggelar pertemuan dengan ketiga organisasi tersebut.